A.
MEDIA PEMBELAJARAN
1. PENGERTIAN MEDIA
PEMBELAJARAN
Media
berasal dari bahasa latin merupakan bentuk jamak dari “Medium” yang secara
harfiah berarti “Perantara” atau “Pengantar” yaitu perantara atau pengantar
sumber pesan dengan penerima pesan. Beberapa ahli memberikan definisi tentang
media pembelajaran. Schramm (1977) mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah
teknologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran.
Sementara itu, Briggs (1977) berpendapat bahwa media pembelajaran adalah sarana
fisik untuk menyampaikan isi/materi pembelajaran seperti : buku, film, video
dan sebagainya. Sedangkan, National Education Associaton (1969) mengungkapkan
bahwa media pembelajaran adalah sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun
pandang-dengar, termasuk teknologi perangkat keras. Dari ketiga pendapat di
atas disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat
menyalurkan pesan, dapat merangsang fikiran, perasaan, dan kemauan peserta
didik sehingga dapat mendorong terciptanya proses belajar pada diri peserta
didik. Brown (1973) mengungkapkan bahwa media pembelajaran yang digunakan dalam
kegiatan pembelajaran dapat mempengaruhi terhadap efektivitas pembelajaran.
Pada mulanya, media pembelajaran hanya berfungsi sebagai alat bantu guru untuk
mengajar yang digunakan adalah alat bantu visual. Sekitar pertengahan abad Ke
–20 usaha pemanfaatan visual dilengkapi dengan digunakannya alat audio,
sehingga lahirlah alat bantu audio-visual. Sejalan dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi (IPTEK), khususnya dalam bidang pendidikan, saat ini
penggunaan alat bantu atau media pembelajaran menjadi semakin luas dan
interaktif, seperti adanya komputer dan internet.
Pengertian Media berarti wadah atau sarana, jadi media
adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari
pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian,
dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar
terjadi. Bahwa media pembelajaran adalah bahan, alat, atau teknik yang
digunakan dalam kegiatan belajar mengajar dengan maksud agar proses interaksi
komunikasi edukasi antara guru dan siswa dapat berlangsung secara tepat guna
dan berdaya guna. Berdasarkan definisi tersebut, media pembelajaran memiliki
manfaat yang besar dalam memudahkan siswa mempelajari materi pelajaran. Media
pembelajaran yang digunakan harus dapat menarik perhatian siswa pada kegiatan
belajar mengajar dan lebih merangsang kegiatan belajar siswa.
Media berasal dari bahasa latin merupakan bentuk jamak dari “Medium” yang
secara harfiah berarti “Perantara” atau “Pengantar” yaitu perantara atau
pengantar sumber pesan dengan penerima pesan. Beberapa ahli memberikan definisi
tentang media pembelajaran. Schramm (1977) mengemukakan bahwa media pembelajaran
adalah teknologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan
pembelajaran. Sementara itu, Briggs (1977) berpendapat bahwa media pembelajaran
adalah sarana fisik untuk menyampaikan isi/materi pembelajaran seperti : buku,
film, video dan sebagainya. Sedangkan, National Education Associaton (1969)
mengungkapkan bahwa media pembelajaran adalah sarana komunikasi dalam bentuk
cetak maupun pandang-dengar, termasuk teknologi perangkat keras. Dari ketiga
pendapat di atas disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu
yang dapat menyalurkan pesan, dapat merangsang fikiran, perasaan, dan kemauan
peserta didik sehingga dapat mendorong terciptanya proses belajar pada diri
peserta didik. Brown (1973) mengungkapkan bahwa media pembelajaran yang
digunakan dalam kegiatan pembelajaran dapat mempengaruhi terhadap efektivitas
pembelajaran. Pada mulanya, media pembelajaran hanya berfungsi sebagai alat
bantu guru untuk mengajar yang digunakan adalah alat bantu visual. Sekitar
pertengahan abad Ke –20 usaha pemanfaatan visual dilengkapi dengan digunakannya
alat audio, sehingga lahirlah alat bantu audio-visual. Sejalan dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), khususnya dalam bidang
pendidikan, saat ini penggunaan alat bantu atau media pembelajaran menjadi
semakin luas dan interaktif, seperti adanya komputer dan internet.
2. FUNGSI MEDIA
PEMBELAJARAN
1. Media pembelajaran
dapat mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki oleh para peserta didik.
Pengalaman tiap peserta didik berbeda-beda, tergantung dari faktor-faktor yang
menentukan kekayaan pengalaman anak, seperti ketersediaan buku, kesempatan
melancong, dan sebagainya. Media pembelajaran dapat mengatasi perbedaan
tersebut. Jika peserta didik tidak mungkin dibawa ke obyek langsung yang
dipelajari, maka obyeknyalah yang dibawa ke peserta didik. Obyek dimaksud bisa
dalam bentuk nyata, miniatur, model, maupun bentuk gambar – gambar yang dapat
disajikan secara audio visual dan audial.
2. Media pembelajaran
dapat melampaui batasan ruang kelas. Banyak hal yang tidak mungkin dialami
secara langsung di dalam kelas oleh para peserta didik tentang suatu obyek,
yang disebabkan, karena : (a) obyek terlalu besar; (b) obyek terlalu kecil; (c)
obyek yang bergerak terlalu lambat; (d) obyek yang bergerak terlalu cepat; (e)
obyek yang terlalu kompleks; (f) obyek yang bunyinya terlalu halus; (f) obyek
mengandung berbahaya dan resiko tinggi. Melalui penggunaan media yang tepat,
maka semua obyek itu dapat disajikan kepada peserta didik.
3. Media pembelajaran
memungkinkan adanya interaksi langsung antara peserta didik dengan
lingkungannya.
4. Media menghasilkan
keseragaman pengamatan
5. Media dapat
menanamkan konsep dasar yang benar, konkrit, dan realistis.
6. Media membangkitkan
keinginan dan minat baru.
7. Media membangkitkan
motivasi dan merangsang anak untuk belajar.
8. Media
memberikan pengalaman yang integral/menyeluruh dari yang konkrit sampai dengan
abstrak.
3. JENIS MEDIA PEMBELAJARAN
Sejalan dengan perkembangan IPTEK penggunaan media, baik yang bersifat
visual, audial, projected still media maupun projected motion media bisa
dilakukan secara bersama dan serempak melalui satu alat saja yang disebut Multi
Media. Dewasa ini penggunaan komputer tidak hanya bersifat projected motion
media, namun dapat meramu semua jenis media yang bersifat interaktif. Kriteria
yang paling utama dalam pemilihan media, yaitu bahwa media harus disesuaikan
dengan tujuan pembelajaran atau kompetensi yang ingin dicapai. Contoh : bila
tujuan atau kompetensi peserta didik bersifat menghafalkan kata-kata tentunya
media audio yang tepat untuk digunakan. Jika tujuan atau kompetensi yang
dicapai bersifat memahami isi bacaan maka media cetak yang lebih tepat
digunakan. Kalau tujuan pembelajaran bersifat motorik (gerak dan aktivitas),
maka media film dan video bisa digunakan. Di samping itu, terdapat kriteria
lainnya yang bersifat melengkapi (komplementer), seperti: biaya, ketepatgunaan;
keadaan peserta didik; ketersediaan; dan mutu teknis.Semakin sadarnya orang
akan pentingnya media yang membantu pembelajaran sudah mulai dirasakan.
Pengelolaan alat bantu pembelajaran sudah sangat dibutuhkan. Bahkan pertumbuhan
ini bersifat gradual. Metamorfosis dari perpustakaan yang menekankan pada
penyediaan meda cetak, menjadi penyediaan dan permintaan serta pemberian
layanan secara multi-sensori dari beragamnya kemampuan individu untuk mencerap
informasi, menjadikan pelayanan yang diberikan mutlak wajib bervariatif luas.
Selain itu, dengan semakin meluasnya kemajuan di bidang komunikasi dan
teknologi serta ditemukannya dinamika proses belajar, maka pelaksanaan kegiatan
pendidikan dan pengajaran semakin menuntut untuk memperoleh media pendidikan
yang bervariasi secara luas pula. Karena memang belajar adalah proses internal
dalam diri manusia maka guru bukanlah merupakan satu-satunya sumber belajar,
melainkan merupakan salah satu komponen dari sumber belajar.
4. PEMILIHAN MEDIA PEMBELAJARAN
Tiap jenis media mempunyai karakteristik atau sifat-sifat khas tersendiri.
Artinya mempunyai kelebihan dan kekurangan satu terhadap yang lain .
Sifat-sifat yang biasanya dipakai untuk menentukan kesesuaian penggunaan atau
pemilihan media ialah : a. Jangkauan Beberapa media tertentu lebih sesuai untuk
pengajaran individual misalnya buku teks, modul, program rekaman interaktif
(audio, video, dan program computer). Jenis yang lain lebih sesuai untuk
pengajaran kelompok di kelas, misalnya media proyeksi (OHT, Slide, Film) dan
juga program rekaman (audio dan video). Ada juga yang lebih sesuai untuk
pengajaran massal , misalnya program siaran ( radio, televisi, dan konferensi
jarak jauh dengan audio). b. Keluwesan Dari segi keluwesan, media ada yang
praktis mudah dibawa kemana-mana , digunakan kapan saja, dan oleh siapa saja,
misalnya media cetak seperti buku teks , modul , diktat , dll. c.
Ketergantungan Media : Beberapa media tergantung pemakaianya pada
sarana/fasilitas tertentu atau hadirnya seorang penyaji/guru. d. Kendali /
control : Kadang-kadang dirasa perlu agar control belajar ada pada peserta
didik sendiri ( pelajar individu), pada guru ( pelajaran klasikal ) , atau
peralatan. e. Atribut : Penggunaan media juga dapat dirasakan pada kemampuanya
memberikan rangsangan suara, visual, warna maupun gerak f. Biaya : Alasan lain
untuk menggunakan jenis media tertentu ialah karena murah biaya pengadaan atau
pembuatanya .
Di Amerika Serikat
teknologi pendidikan dipandang sebagai media yang lahir dari revolusi media
komunikasi yang dapat dimanfaatkan untuk tujuan pendidikan di samping, guru,
buku, dan papan tulis. Di Inggris teknologi pendidikan dipandang sebagai
pengembangan, penerapan, dan sistem evaluasi, teknik dan alat-alat pendidikan
untuk memperbaiki proses belajar. Teknologi pendidikan adalah pendekatan yang
sistematis terhadap pendidikan dan latihan, yakni sistematis dalam perumusan
tujuan, analisis dan sintesis yang tajam tentang proses belajar mengajar.
Teknologi pendidikan adalah pendekatan “problem solving“ tentang pendidikan.
Namun kita masih sedikit tahu apa sebenarnya mendidik dan mengajar itu.
Teknologi pendidikan bukanlah terutama mengenai alat audio-visual, komputer,
dan internet. Walaupun alat audio-visual telah jauh perkembangannya, dalam
kenyataan alat-alat ini masih terlampau sedikit dimanfaatkaan. Pengajaran masih
banyak dilakuakan secara lisan tanpa alat audio-visual, komputer, internet
walaupun tersedia. Dapat dirasakan kesulitan-kesulitan yang dihadapi dalam
menjalankan resource-based learning “atau belajar dengan menghadap anak-anak langsung
dengan berbagai sumber, seperti buku dalam perpustakaan, alat audio- visual,
komputer, internet dan sumber lainya. Kesulitan juga akan dihadapi dalam
pengadminitrasiannya. Ciri-ciri belajar berdasarkan sumber, diantaranya (1)
Belajar berdasarkan sumber (BBS ) memanfaatkan sepenuhnya segala sumber
informasi sebagai sumber bagi pelajaran termasuk alat-alat audio visual dan
memberikan kesempatan untuk merencanakan kegiatan belajar dengan
mempertimbangkan sumber-sumber yang tersedia . Ini tidak berarti bahwa
pengajaran berbentuk ceramah ditiadakan. Ini berari bahwa dapat digunakan
segala macam metode yang dianggap paling serasi untuk tujuan tertentu.
(2) BBS (belajar
berdasarkan sumber) berusaha memberi pengertian kepada murid tentang luas dan
aneka ragamnya sumber-sumber informasi yang dapat dimanfaatkan untuk belajar.
Sumber-sumber itu berupa sumber dari masyarakat dan lingkungan berupa manusia,
museum, organisaisi, dan lain-lain bahan cetakan, perpustakaan, alat,
audio-visual ,dan sebagainya. Mereka harus diajarkan teknik melakukan
kerja-lapangan, menggunakan perpustakaan, buku referensi, komputer dan internet
sehingga mereka lebih percaya akan diri sendiri dalam belajar . Pada era
sekarang ini muncul kebutuhan software yang dapat mempermudah dan merperindah
tampiran presentasi dalam pengajaran. Kebutuhan ini dapat kita peroleh dari
produk program Microsoft Power Point yang merupakan salah satu dari paket
Microsoft office. Pogram ini menyediakan banyak fasilitas untuk membuat suatu
presentasi.
5.
FUNGSI MEDIA
PEMBELAJARAN
1.
Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki oleh
para peserta didik. Pengalaman tiap peserta didik berbeda-beda, tergantung dari
faktor-faktor yang menentukan kekayaan pengalaman anak, seperti ketersediaan
buku, kesempatan melancong, dan sebagainya. Media pembelajaran dapat mengatasi
perbedaan tersebut. Jika peserta didik tidak mungkin dibawa ke obyek langsung
yang dipelajari, maka obyeknyalah yang dibawa ke peserta didik. Obyek dimaksud
bisa dalam bentuk nyata, miniatur, model, maupun bentuk gambar – gambar yang
dapat disajikan secara audio visual dan audial.
2.
Media pembelajaran dapat melampaui batasan ruang kelas. Banyak hal yang tidak
mungkin dialami secara langsung di dalam kelas oleh para peserta didik tentang
suatu obyek, yang disebabkan, karena : (a) obyek terlalu besar; (b) obyek
terlalu kecil; (c) obyek yang bergerak terlalu lambat; (d) obyek yang bergerak
terlalu cepat; (e) obyek yang terlalu kompleks; (f) obyek yang bunyinya terlalu
halus; (f) obyek mengandung berbahaya dan resiko tinggi. Melalui penggunaan
media yang tepat, maka semua obyek itu dapat disajikan kepada peserta didik.
3.
Media pembelajaran memungkinkan adanya interaksi langsung antara peserta didik
dengan lingkungannya.
4.
Media menghasilkan keseragaman pengamatan
5.
Media dapat menanamkan konsep dasar yang benar, konkrit, dan realistis.
6.
Media membangkitkan keinginan dan minat baru.
7.
Media membangkitkan motivasi dan merangsang anak untuk belajar.
8. Media memberikan pengalaman yang
integral/menyeluruh dari yang konkrit sampai dengan abstrak.
6.
JENIS MEDIA PEMBELAJARAN
Sejalan dengan
perkembangan IPTEK penggunaan media, baik yang bersifat visual, audial,
projected still media maupun projected motion media bisa dilakukan secara
bersama dan serempak melalui satu alat saja yang disebut Multi Media. Dewasa
ini penggunaan komputer tidak hanya bersifat projected motion media, namun
dapat meramu semua jenis media yang bersifat interaktif. Kriteria yang paling
utama dalam pemilihan media, yaitu bahwa media harus disesuaikan dengan tujuan
pembelajaran atau kompetensi yang ingin dicapai. Contoh : bila tujuan atau
kompetensi peserta didik bersifat menghafalkan kata-kata tentunya media audio
yang tepat untuk digunakan. Jika tujuan atau kompetensi yang dicapai bersifat
memahami isi bacaan maka media cetak yang lebih tepat digunakan. Kalau tujuan
pembelajaran bersifat motorik (gerak dan aktivitas), maka media film dan video
bisa digunakan. Di samping itu, terdapat kriteria lainnya yang bersifat
melengkapi (komplementer), seperti: biaya, ketepatgunaan; keadaan peserta
didik; ketersediaan; dan mutu teknis.Semakin sadarnya orang akan pentingnya
media yang membantu pembelajaran sudah mulai dirasakan. Pengelolaan alat bantu
pembelajaran sudah sangat dibutuhkan. Bahkan pertumbuhan ini bersifat gradual.
Metamorfosis dari perpustakaan yang menekankan pada penyediaan meda cetak,
menjadi penyediaan dan permintaan serta pemberian layanan secara multi-sensori
dari beragamnya kemampuan individu untuk mencerap informasi, menjadikan
pelayanan yang diberikan mutlak wajib bervariatif luas. Selain itu, dengan
semakin meluasnya kemajuan di bidang komunikasi dan teknologi serta
ditemukannya dinamika proses belajar, maka pelaksanaan kegiatan pendidikan dan
pengajaran semakin menuntut untuk memperoleh media pendidikan yang bervariasi
secara luas pula. Karena memang belajar adalah proses internal dalam diri
manusia maka guru bukanlah merupakan satu-satunya sumber belajar, melainkan
merupakan salah satu komponen dari sumber belajar.
B. MEDIA PEMBEJARAN
KETERAMPILAN MENYIMAK
Seringkali masih di jumpai guru masih memakai
cara-cara konfensional dalam pembelajaran hal tersebut berakibat menurunya
motifasi siswa dalam mempelajari sebuah materi, pada akhirnya pembelajara
berjalan monoton dan miskin kreatifitas. Apabila hal tersebut terus-menerus di
terapkan kemungkinan pembelajaran bahasa Indonesia Akan kurang di minati oleh
siswa, seharusnya kita lebih memanfaatkan media menyimak dengan lebih kreatif
supaya lebih memacu kreatifitas dan antusias siswa dalam mengikuti
pembelajaran.
Saat ini penggunaan media masih sangat kurang, hal ini di sebabkan karena
guru kurang kreatif dalam mengajar, guru seharusnya dapat menyalurkan informasi
tersebut secara lebih kreatif dan lebih jelas agar semaksimal mungkin dapat di
serap oleh siswa, media pembelajaran menyimak dengan media rekaman film,
monolog dan dialog
Biasanya bila pembelajaran dengan media akan lebih memacu siswa dalam
memahami materi karena biasanya para siswa akan lebih cepat menyerap materi
tersebut, dengan memanfaatkan media tersebut siswa bisa mendapatkankosakata,
gramatika dan pengucapan yang baik sehingga dapat di aplikasikan dalam
aktifitas komunikasi sehari-hari di masyarakat.
1. PENGERTIAN MEDIA MENYIMAK
Pengertian media
menyimak adalah sebagai proses kegiatan mendengar lambang-lambang lisan dengan
penuh pengertian, pemahaman, dan apresiasi serta informasi, menangkap isi dan
memahami makna komunikasi yang disampiakan oleh pembicara melalui ujaran atau
bahasa lisan
Adapun cara dalam
penyampaian media menyimak seperti yang sudah dijelaskan seperti diatas adalah.
1.
media menyimak dengan menggunakan audio
visual,yaitu suatu kegiatan pembelajaran menyimak yang penyampaiannya
menggunakan media suara dan gambar. contohnya: pembelajaran dengan menggunakan
power point,cerita bergambar dan lain-lain.
2.
media menyimak dengan menggunakan wacana
atau bacaan,yaitu suatu kegiatan pembelajaran menyimak yang cara penyampaiannya,dengan
menggunakan buku-buku bacaan atau menceritakan sesuatu tanpa disertai dengan
gambar yang jelas. Contohnya seorang guru menjelaskan materi dengan ada
gambar-gambarnya.
3.
media menyimak yang dilakukan dengan
melihat keadaan disekitarnya,yaitu suatu kegiatan pembelajaran dengan cara
mengamati keadaan lingkungan sekitar sehingga siswa dapat menyimpulkan sendiri
apa makna dari keguatan tersebut.
2. MANFAAT MEDIA PEMBELAJARAN MENYIMAK
·
Mengenalkan berbagai media
pembelajaran menyimak kepada para siswa.
·
Membuat sistem belajar mengajar lebih
menarik bagi siswa.
·
Membantu siswa dalam belajar.
·
Melatih siswa supaya siswa belajar dengan
sungguh-sungguh.
·
Meningkatkan metode pembelajaran pada
siswa.
·
Membantu guru dalam penyampaian materi
supaya lebih jelas dan mudah di mengerti
3. CONTOH MEDIA PEMBELAJARAN KETERAMPILAN MENYIMAK
a. Compact Disk (CD)
Compact disk merupakan media yang sangat penting dalam pembelajaran
keterampilan menyimak, karena benda ini dapat diisi dengan beberapa bentuk
software sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh guru. Sebagai contoh materi
pembelajaran menyimak yang dapat dimasukkan kedalam media ini seperti, film,
drama, pidato, iklan, lagu-lagu atau bentuk siaran lain.
b. Casset
Recorder
Casset Recorder merupakan media yang sudah lama digunakan dalam
pembelajaran keterampilan menyimak, akan tetapi media ini hanya terbatas untuk
materi-materi tertentu tidak se fleksibel compact disk. Kekurangan media ini
tidak dapat menampilkan dalam bentuk gambar.
c. Peragaan
Peragaan merupakan media yang dapat membantu siswa dalam memahami teks yang
didengar siswa, disamping itu dapat pula memberikan penguatan terhadap makna
yang terkandung dalam teks tersebut. Peragaan yang dimaksud adalah : gerakan
badan, isyarat, mimik wajah atau bentuk yang lainnya.
d. Permainan
Bahasa
Ada beberapa permainan bahasa yang dapat digunakan dalam mengajarkan
keterampilan menyimak seperti : bisik berantai, perintah bersyarat, siapa yang
berbicara, bagaimana saya pergi.
e. Gambar
Bersambung
Gambar bersambung merupakan kumpulan gambar yang menunjuk satu peristiwa
yang utuh. Gambar tersebut bisa dalam bentuk kartu yang terpisah, atau dalam
satu lembaran yang utuh. Cara menggunakannya bisa satu satu atau sekaligus
ditunjukkan kepada siswa.
C. MULTIMEDIA DALAM
PEMBELAJARAN MENYIMAK
Untuk memahami konsep multimedia pembelajaran, ada baiknya kita pahami
terlebih dahulu pengertian multimedia dan pembelajaran. Multimedia adalah media
yang menggabungkan dua unsur atau lebih media yang terdiri dari teks, grafis,
gambar, foto, audio, video dan animasi secara terintegrasi. Multimedia terbagi
menjadi dua kategori, yaitu: multimedia linier dan multimedia interaktif. Multimedia
linier adalah suatu multimedia yang tidak dilengkapi dengan alat pengontrol
apapun yang dapat dioperasikan oleh pengguna. Multimedia ini berjalan
sekuensial (berurutan), contohnya: TV dan film. Multimedia interaktif adalah
suatu multimedia yang dilengkapi dengan alat pengontrol yang dapat dioperasikan
oleh pengguna, sehingga pengguna dapat memilih apa yang dikehendaki untuk
proses selanjutnya. Contoh multimedia interaktif adalah: multimedia
pembelajaran interaktif, aplikasi game, dll. Sedangkan pembelajaran diartikan
sebagai proses penciptaan lingkungan yang memungkinkan terjadinya proses
belajar. Jadi dalam pembelajaran yang utama adalah bagaimana siswa belajar.
Belajar dalam pengertian aktifitas mental siswa dalam berinteraksi dengan
lingkungan yang menghasilkan perubahan perilaku yang bersifat relatif konstan.
Dengan demikian aspek yang menjadi penting dalam aktifitas belajar adalah
lingkungan. Bagaimana lingkungan ini diciptakan dengan menata unsurunsurnya
sehingga dapat mengubah perilaku siswa. Dari uraian di atas, apabila kedua
konsep tersebut kita gabungkan maka multimedia pembelajaran dapat diartikan
sebagai aplikasi multimedia yang digunakan dalam proses pembelajran, dengan
kata lain untuk menyalurkan pesan (pengetahuan, keterampilan dan sikap) serta
dapat merangsang piliran, perasaan, perhatian dan kemauan yang belajar sehingga
secara sengaja proses belajar terjadi, bertujuan dan terkendali.
D. MANFAAT MULTIMEDIA DALAM
PEMBELAJARAN MENYIMAK
Apabila multimedia pembelajaran dipilih, dikembangkan dan digunakan secara
tepat dan baik, akan memberi manfaat yang sangat besar bagi para guru dan
siswa. Secara umum manfaat yang dapat diperoleh adalah proses pembelajaran
lebih menarik, lebih interaktif, jumlah waktu mengajar dapat dikurangi,
kualitas belajar siswa dapat ditingkatkan dan prises belajar mengajar dapat
dilakukan di mana dan kapan saja, serta sikap belajar siswa dapat ditingkatkan.
Manfaat di atas akan diperoleh mengingat terdapat keunggulan dari sebuah
multimedia pembelajaran, yaitu: Memperbesar benda yang sangat kecil dan tidak
tampak oleh mata, seperti kuman, bakteri, elektron dll. Memperkecil benda yang
sangat besar yang tidak mungkin dihadirkan ke sekolah, seperti gajah, rumah,
gunung, dll. Menyajikan benda atau peristiwa yang kompleks, rumit dan
berlangsung cepat atau lambat, seperti sistem tubuh manusia, bekerjanya suatu
mesin, beredarnya planet Mars, berkembangnya bunga dll. Menyajikan benda atau
peristiwa yang jauh, seperti bulan, bintang, salju, dll. Menyajikan benda atau
peristiwa yang berbahaya, seperti letusan gunung berapi, harimau, racun, dll.
Meningkatkan daya tarik dan perhatian siswa. Sebagai salah satu komponen sistem
pembelajaran, pemilihan dan penggunaan multimedia pembelajaran harus
memperhatikan karakteristik komponen lain, seperti: tujuan, materi, strategi
dan juga evaluasi pembelajaran. Karakteristik multimedia pembelajaran adalah:
Memiliki lebih dari satu media yang konvergen, misalnya menggabungkan unsur
audio dan visual. Bersifat interaktif, dalam pengertian memiliki kemampuan
untuk mengakomodasi respon pengguna. Bersifat mandiri, dalam pengertian memberi
kemudahan dan kelengkapan isi sedemikian rupa sehingga pengguna bisa
menggunakan tanpa bimbingan orang lain. Selain memenuhi ketiga karakteristik
tersebut, multimedia pembelajaran sebaiknya memenuhi fungsi sebagai berikut:
Mampu memperkuat respon pengguna secepatnya dan sesering mungkin. Mampu
memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengontrol laju kecepatan belajarnya
sendiri. Memperhatikan bahwa siswa mengikuti suatu urutan yang koheren dan
terkendalikan. Mampu memberikan kesempatan adanya partisipasi dari pengguna
dalam bentuk respon, baik berupa jawaban, pemilihan, keputusan, percobaan dan
lain-lain.
Aplikasi Program Multimedia Untuk Pembelajaran Menyimak
Untuk pembelajaran menyimak sebenarnya banyak program komputer yang dapat
dipergunakan oleh guru atau pendidik. Program yang dimaskud dapat menggunakan
aplikasi dalam bentuk mp3, mp4, WAV, midi, MPG atau MPEG. Selain itu dapat pula
menggunakan program yang bisa diputar ulang melalui program standar dalam
sistem operasi windows misalnya, winamp, jetaudio atau windows media player.
Cara lainnya adalah mengolah file-file tersebut dengan pemenggalan atau
penggabungan rekaman suara. Dalam hal ini dapat pula dengan cara mengabungkan
beberapa unsur atau program di atas dengan menggunakan aplikasi lainnya,
misalnya digabungkan dalam aplikasi program microsoft powerpoint atau
makromedia flash. Program aplikasi komputer atau multi media yang sangat
sederhana dapat digunakan sebagai media pembelajaran menyimak adalah program
aplikasi macromedia flash, alasanya karena program ini relatif lebih sederhana
dan mendasar sehingga mudah dibuat sendiri tanpa bantuan dari seorang programer
khusus. Program macromedia flash sendiri pada dasarnya diperuntukan dalam
membuat website internet, tetapi melalui kreatifitas seorang guru dapat pula
dipergunakan sebagai dasar untuk aplikasi program interaktif. Selain hal yang
diuraikan di atas, adapula program aplikasi multi media yang bahkan lebih
sederhana dan dapat dipergunakan oleh guru atau pendidik sebagai media
pembelajaran (menyimak) yaitu program microsoft power point. Untuk program yang
satu ini sebenarnya sudah sangat terkenal luas di masyarakat. Alsannya karena
program ini jauh lebih mudah dalam pemogramannya, relatif lebih efisien dalam
hal waktu pembuatan dan mudah pula diterapkan di dalam kelas, terlebih jika
sekolah yang bersangkutan memiliki sarana penunjang berupa laboratorium TI atau
komputer dan bahasa. Sebagai bahan perkenalan dengan program yang satu ini,
maka akan diuraikan aplikasi program microsoft power point di bawah ini.
Microsoft power point merupakan bagian dari program microsoft office yang
memiliki aplikasi sebagai program presentasi. Program ini adalah salahsatu
aplikasi yang ditawarkan oleh microsoft yang memiliki kemampuan dalam
menampilkan informasi yang interaktif dengan dilengkapi berbagai effect animasi
berupa gambar, grafik bahkan teks sampai movie file. Selain itu dengan
menggunakan power point kita dapat merancang dan membuat presentasi yang
profesional dengan mudah dan cepat. Yang lebih menarik bahwa program power
point ini juga dapat digabungkan dengan aplikasi-aplikasi lainnya, sehingga
dapat lebih menarik dan mudah dalam menyampaikan materi-materi pembelajaran
termasuk meningkatkan keterampilan menyimak. Bagaimanakah mengaplikasikan
program tersebut dalam pembelajaran menyimak? Berikut ini disampaikan beberapa
saran dalam menggunakan aplikasi power point untuk kegiatan belajar mengajar
keterampilan menyimak. Sebelum melaksanakan kegiatan belajar mengajar menyimak
dengan menggunakan aplikasi powerpoint, maka seorang guru harus melaksanakan
kegiatan awal berupa tahapan persiapan. Dalam tahapan ini guru harus menyiapkan
sketsa atau rancangan bahan ajar yang akan disampaikan kepada siswa dengan
melalui pengembangan keterampilan menyimak. Misalnya guru akan mengajarkan
tentang kemampuan menyimak karya sastra. Setelah ditentukan tujuan
pembelajrannya, maka tahap berikutnya adalah guru mempersiapkan contoh naskah
karya sastra baik dongeng, puisi, atau pantun. Kemudian guru melakukan rekayasa
terhadap naskah tersebut dengan cara merekam dalam program yang tersedia pada
power point dengan ditambahkan animasi atau media gambar. Hal ini dimaksudkan
agar terjadi proses imajimasi yang relatif lebih tajam dari diri siswa. Selain
itu pula dapat membantu menghidupkan alur cerita atau pesan yang terdapat dalam
karya sastra tersebut dengan lebih riil atau nyata. Dengan demikian, maka siswa
dapat menikmati sekaligus memahami secara baik tentang karya sastra yang
diajarkan.
MEDIA SKRIP
Definisi dari Skrip – Definisi menurut kamus ekabahasa resmi Bahasa Indonesia definisi dari Skrip adalah sebagai berikut. Definisi Kata Skrip Nomina (kata benda)
(1) naskah (film, drama, dan sebagainya) ;
(2) buku tulis
(3) Bentuk yang paling sederhana dari urutan suatu kejadian yang tersusun dengan baik dari permulaan sampai akhir.
MEDIA NON SKRIP
Media pembelajaran yang tidak berupa naskah, tetapi langsung bisa disimak secara alami
MEDIA SKRIP
Definisi dari Skrip – Definisi menurut kamus ekabahasa resmi Bahasa Indonesia definisi dari Skrip adalah sebagai berikut. Definisi Kata Skrip Nomina (kata benda)
(1) naskah (film, drama, dan sebagainya) ;
(2) buku tulis
(3) Bentuk yang paling sederhana dari urutan suatu kejadian yang tersusun dengan baik dari permulaan sampai akhir.
MEDIA NON SKRIP
Media pembelajaran yang tidak berupa naskah, tetapi langsung bisa disimak secara alami
Referensi:
http://file.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BAHASA_DAERAH/197607312001121-ADE_SUTISNA/MENYIMAK_DAN_MEDIA_PEMBELAJARANNYA.pdf
diakses: pukul 22.03 Sabtu, 19 November 2016
Tidak ada komentar:
Posting Komentar