A. Penelitian Kuantitatif
Penelitian
kuantitatif adalah penelitian ilmiah yang sistematis
terhadap bagian-bagian dan fenomena serta hubungan-hubungannya. Tujuan penelitian
kuantitatif adalah mengembangkan dan menggunakan model-model matematis,
teori-teori dan/atau hipotesis yang berkaitan dengan fenomena alam.
Dalam pengertian
paling sederhana, data kuantitatif melibatkan angka-angka, sedangkan data
kualitatif melibatkan kata-kata. Tetap ini perbedaan yang sangat
sederhana dan ringkas. Metode kualitatif dan kuantitatif berbeda
pada tujuan penelitian masing-masing, metode penelitian yang digunakan
peneliti, peran peneliti dan tingkat yang mungkin disamaratakan.
Penelitian
kuantitatif pada umumnya mendasarkan penelitiannya atas fakta yang dipercaya
dan perasaan yang dapat dipisahkan. Dimana dunia merupakan fakta yang dapat
ditemukan. Penelitian kualitatif, pada sisi lain, berasumsi bahwa dunia itu
terdiri dari berbagai kenyataan, secara sosial dibangun dengan pandangan
individu yang berbeda pada situasi yang sama. Ketika terdapat suatu penelitian
yang tepat, peneliti kuantitatif mencari dan menetapkan hubungan antara
variabel dan kadang-kadang menjelaskan penyebab dari hubungan itu. Penelitian
kualitatif, pada satu sisi, lebih terkait tentang pemahaman situasi dan
peristiwa dari sudut pandang seseorang. Maka seseorang cenderung untuk terlibat
secara langsung dalam proses penelitiannya sendiri.
Penelitian
kuantitatif telah menetapkan secara luas langkah-langkah umum untuk memandu
peneliti dalam melaksanakannya. Penelitiaan kualitatif cenderung dirancang
menjadi presstablished. Peneliti kualitatif lebih banyak mempunyai exibilas didalamnya,
kedua-duanya menggunakan strategi dalam penelitian mereka secara keseluruhan.
Kedua penelitian itu cenderung dirancang untuk muncul selama penelitian. Peran
peneliti yang paling sering dalam penelitian kuantitatif adalah sebagai seorang
peninjau yang bebas, sedangkan peneliti kualitatif cenderung terlibat langsung
dalam situasi penelitian yang dilakukan. Jenis tradisi belajar yang kuantitatif
adalah eksperimen, untuk kualitatif adalah etnografi.
Banyak perbedaan
yang telah diuraikan, tentu saja itu tidak mutlak. Kadang-Kadang peneliti akan
menggunakan kedua-duanya pendekatan kualitatif dan kuantitatif di dalam studi
yang sama. Penelitian seperti ini dikenal sebagai mixed-methods
research. Keuntungannya adalah dengan menggunakan berbagai macam
metode, pengumpulan dan penelitian dari data yang berbeda akan lebih baik dibandingkan
hanya menggunakan satu metode.
Metode penelitian campuran adalah metode
penelitian yang menggunakan 2 jenis penelitian yakni kuantitatif dan
kualitatif dalam penelitian yang sama. Manfaat dengan menggunakan ke 2 jenis
penelitian, peneliti mampu mengumpulkan dan menganalisis lebih banyak jenis
data.
Penelitian campuran (mixed methods) merupakan gabungan
dari Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif. Creswell menjelaskan metode
penelitian kombinasi merupakan pendekatan dalam penelitian yang
mengkombinasikan atau menghubungkan antara metode penelitian kuantitatif dan
kualitatif. Hal itu mencakup landasan filosofis, penggunan pendekatan
kuantitatif dan kualitatif, dan mengkombinasika kedua pendekatan dalam
penelitian. Pendekatan ini lebih kompleks dari sekadar mengumpulkan dan
menganalisis dua jenis data; tetapi juga melibatkan fungsi dari dua pendekatan
penelitian tersebut secara kolektif sehingga kekuatan penelitian ini secara
keseluruhan lebih besar daripada penelitian kualitatif dan kuantitatif. Menurut
Creswell metode ini sering disebu juga sebagai metode multimethods, convergence
(dua metode bermuara pada satu metode), integrated (integrasi dua metode), dan
Combine (kombinasi dua metode). Abbas Tashakkori menjelaskan metode campuran
adalah kajian yang merupakan prodak pragmatis dan memadukan pendekatan
kualitatif dan kuantitatif dalam perbedaan tahap-tahap proses penelitian.
Pendapat lain
mengatakan bahwa metode penelitian campuran adalah suatu metode penelitian yang
mengkombinasikan atau mengabungkan antara metode kuantitatif dan kualitatif
untuk digunakan secara bersama-sama dalam suatu penelitian, sehingga diperoleh
data yang lebih komprehensif, valid, reliable dan obyektif.
Berdasarkan
penjelasan di atas dapat diuraikan bahwa : Penelitian metode campuran merupakan
pendekatan penelitian yang mengombinasikan atau mengasosiasikan bentuk
kualitatif dan bentuk kuantitatif. Pendekatan ini melibatkan asumsi-asumsi
filosofis, aplikasi pendekatan-pendekatan kualitatif dan kuantitatif, serta
pencampuran (mixing) kedua pendekatan tersebut dalam satu penelitian. Pendekatan
ini lebih kompleks dari sekadar mengumpulkan dan menganalisis dua jenis data;
tetapi juga melibatkan fungsi dari dua pendekatan penelitian tersebut secara
kolektif (bersamaan) sehingga kekuatan penelitian ini secara keseluruhan lebih
besar daripada penelitian kualitatif dan kuantitatif.
Contoh Judul
Penelitian Menyimak:
PEMANFAATAN MEDIA WAYANG KARTUN BINATANG UNTUK
MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYIMAK SISWA MEMAHAMI ISI DONGENG PADA SISWA KELAS 2
DI SDN GROBOGAN 02 KABUPATEN JOMBANG OLEH IIN ZAHROTU ZUHRO
PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATERI MENDENGARKAN
PENGUMUMAN MELALUI MEDIA AUDIO PADA SISWA KELAS 4 SD NEGERI 01 SIKAYU COMAL
KABUPATEN PEMALANG
B. Penelitian Kualitatif
Metode penelitian kualitatif
merupakan metode baru karena popularitasnya belum lama, metode
ini juga dinamakan postpositivistik karena berlandaskan pada filsafat post
positifisme, serta sebagai metode artistic karena proses penelitian lebih
bersifat seni (kurang terpola), dan disebut metode interpretive karena data
hasil peneletian lebih berkenaan dengan interprestasi terhadap data yang di
temukan di lapangan. Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai
metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel
tertentu,pengumpulan data menggunakan instrument penelitian, analisis data
bersifat kuantitatif/statistic, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang
teleh di tetapkan. Metode penelitian kualitatif sering disebut metode
penelitian naturalistik karena penelitianya di lakukan pada kondisi yang
alamiah (natural setting), di sebut juga metode etnographi, karena pada awalnya
metode ini lebih banyak di gunakan untuk penelitian bidang antropologi budaya.
Beberapa metodologi
seperti Kirk dan Miller (1986), mendefinisikan metode kualitatif sebagai
tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental
bergantung pada pengamatan terhadap manusia dalam kawasanya sendiri dan
berhubungan dengan orang-orang tersebut dalam bahasanya dan dalam
peristilahanya. Sedangkan menurut Bogdan dan Taylor (1975) dalam buku Moleong
(2004:3) mengemukakan metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan
data deskriptif berupa kata-kata atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang
dapat diamati. Miles and Huberman (1994) dalam Sukidin (2002:2) metode
kualitatif berusaha mengungkap berbagai keunikan yang terdapat dalam individu,
kelompok, masyarakat, dan/atau organisasi dalam kehidupan sehari-hari secara
menyeluruh, rinci, dalam, dan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
Metode penelitian
kualitatif juga merupakan metode penelitian yang lebih menekankan pada aspek
pemahaman secara mendalam terhadap suatu masalah dari pada melihat permasalahan
untuk penelitian generalisasi. Metode penelitian ini lebih suka menggunakan
teknik analisis mendalam ( in-depth analysis ), yaitu mengkaji masalah secara
kasus perkasus karena metodologi kulitatif yakin bahwa sifat suatu masalah satu
akan berbeda dengan sifat dari masalah lainnya.
Menurut teori
penelitian kualitatif, agar penelitinya dapat betul-betul berkualitas, maka
data yang dikumpulkan harus lengkap, yaitu berupa data primer dan data
sekunder. Data primer adalah data dalam bentuk verbal atau kata-kata yang
diucapkan secara lisan,gerak-gerik atau perilaku yang dilakukan oleh subjek
yang dapat dipercaya, dalam hal ini adalah subjek penelitian (informan) yang
berkenaan dengan variabel yang diteliti. Sedangkan data sekunder adalah data
yang diperoleh dari dokumen-dokumen grafis (tabel, catatan, notulen rapat,
dll), foto-foto, film, rekaman video, benda-benda, dan lain-lainyang dapat
memperkaya data primer.
Dengan demikian
menurut Moleong (1998), sumber data penelitian kualitatif adalah tampilan yang
berupa kata-kata lisan atau tertulis yang dicermati oleh peneliti, dan
benda-benda yang diamati sampai detailnya agar dapat ditangkap makna yang
tersirat dalam dokumen atau bendanya. Sumber data tersebutpun harusnya asli,
namun apabila yang asli susah didapat, maka fotocopy atau tiruan tidak terlalu
jadi masalah, selama dapat diperoleh bukti pengesahan yang kuat kedududkannya.
Sumber data penelitian kualitatif secara garis besar dapat dibedakan menjadi
dua, yaitu manusia dan yang bukan manusia. Namun ketika peneliti memilih
manusia sebagai subjek harus tetap mewaspadai bahwa manusia mempunyai pikiran,
perasaan, kehendak, dan kepentingan. Meskipun peneliti sudah memilih secara
cermat, sudah merasa menyatu dalam kehidupan bersama beberapa lama, tetap harus
mewaspadai bahwa mereka juga bisa berfikir dan mempertimbangkan kepentingan
pribadi. Mungkin ada kalanya berbohong sedikit dan menyembunyikan hal-hal yang
dianggap dapat merugikan dirinya, dalam hal ini peneliti harus lebih pandai
mengorek informasi menyembunyikan perasaan. Dengan demikian mungkin data yang
akan diperoleh lebih bisa dipertanggungjawabkan.
Sehubungan dengan
pengumpulan data tersebut Bogdan & Biklen (1982) mengatakan bahwa dalam
penelitian kualitatif ini kehadiran peneliti sangat penting kedudukannya,
karena penelitian kualitatif adalah studi kasus, maka segala sesuatu akan
sangat bergantung pada kedudukan peneliti. Dengan demikian peneliti
berkedudukan sebagai instrumen penelitian yang utama (Moleong 1998). Begitu
penting dan keharusan keterlibatan peneliti dan penghayatan terhadap
permasalahan dan subjek penelitian, maka dapat dikatakan bahwa peneliti melekat
erat dengan subjek penelitian. Jadi tujuan dari metodologi ini bukan suatu
generalisasi tetapi pemahaman secara mendalam terhadap suatu masalah.
Penelitian kualitatif berfungsi memberikan kategori substantif dan hipotesis
penelitian kualitatif.
C. Perbedaan Penelitian Kuantitattif
dan Kualitatif
Perbedaan mendasar
dari metode penelitian kuantitatif dengan metode penelitian kualitatif yaitu
terletak pada strategi dasar penelitiannya. Penelitian kuantitatif dipandang
sebagai sesuatu yang bersifat konfirmasi dan deduktif, sedangkan penelitian
kualitatif bersifat eksploratoris dan induktif. Bersifat konfirmasi disebabkan
karena metode penelitian kuantitatif ini bersifat menguji hipotesis dari suatu
teori yang telah ada. Penelitian bersifat mengkonfirmasi antara teori dengan
kenyataan yang ada dengan mendasarkan pada data ilmiah baik dalam bentuk angka.
Penarikan kesimpulan bersifat deduktif yaitu dari sesuatu yang bersifat umum ke
sesuatu yang bersifat khusus. Hal ini berangkat dari teori-teori yang
membangunnya.
Hamidi menjelaskan
setidaknya terdapat 12 perbedaan pendekatan kuantitatif dengan kualitatif
seperti berikut ini :
1.
Dari segi perspektifnya penelitian kuantitatif lebih menggunakan
pendekatan etik, dalam arti bahwa peneliti mengumpulkan data
dengan menetapkan terlebih dahulu konsep sebagai variabel-variabel yang
berhubungan yang berasal dari teori yang sudah ada yang dipilih oleh peneliti.
Kemudian variabel tersebut dicari dan ditetapkan indikator-indikatornya. Hanya
dari indikator yang telah ditetapkan tersebut dibuat kuesioner, pilihan jawaban
dan skor-skornya. Sebaliknya penelitian kualitaif lebih menggunakan persepektif emik.
Peneliti dalam hal ini mengumpulkan data berupa cerita rinci dari para informan
dan diungkapkan apa adanya sesuai dengan bahasa dan pandangan informan.
2.
Dari segi konsep atau teori, penelitian kuantitatif bertolak
dari konsep (variabel) yang terdapat dalam teori yang dipilih oleh
peneliti kemudian dicari datanya, melalui kuesioner untuk pengukuran
variabel-variabelnya. Di sisi lain penelitian kualitatif berangkat dari
penggalian data berupa pandangan responden dalam bentuk cerita rinci
atau asli mereka, kemudian para responden bersama peneliti meberi
penafsiran sehingga menciptakan konsep sebagai temuan. Secara sederhana
penelitian kuantitatif berangkat dari konsep, teori atau menguji (retest)
teori, sedangkan kualitatif mengembangkan ,menciptakan, menemukan konsep atau
teori.
3.
Dari segi hipotesis, penelitian kuantitatif merumuskan hipotesis
sejak awal, yang berasal dari teori relevan yang telah dipilih, sedang
penelitian kualitatif bisa menggunakan hipotesis dan bisa tanpa hipotesis. Jika
ada maka hipotesis bisa ditemukan di tengah penggalian data, kemudian
“dibuktikan” melalui pengumpulan data yang lebih mendalam lagi.
4.
Dari segi teknik pengumpulan data, penelitian kuantitatif
mengutamakan penggunaan kuisioner, sedang penelitaian kualitatif mengutamakan
penggunaan wawancara dan observasi.
5.
Dari segi permasalahan atau tujuan penelitian, penelitian
kuantitatif menanyakan atau ingin mengetahui tingkat pengaruh, keeretan
korelasi atau asosiasi antar variabel, atau kadar satu variabel dengan cara
pengukuran, sedangkan penelitian kualitatif menanyakan atau ingin mengetahui
tentang makna (berupa konsep) yang ada di balik cerita detail para responden
dan latar sosial yang diteliti.
6.
Dari segi teknik memperoleh jumlah (size) responden
(sample) pendekatan kuantitatif ukuran (besar, jumlah) sampelnya
bersifat representatif (perwakilan) dan diperoleh dengan menggunakan rumus,
persentase atau tabel-populasi-sampel serta telah ditentukan sebelum
pengumpulan data. Penelitian kualitatif jumlah respondennya diketahui ketika
pengumpulan data mengalami kejenuhan. Pengumpulan datanya diawali dari
mewawancarai informan-awal atau informan-kunci dan berhenti sampai pada
responden yang kesekian sebagai sumber yang sudah tidak memberikan informasi
baru lagi. Maksudnya berhenti sampai pada informan yang kesekian ketika
informasinya sudah “tidak berkualitas lagi” melalui teknik bola salju (snow-ball),
sebab informasi yang diberikan sama atau tidak bervariasi lagi dengan para
informan sebelumnya. Jadi penelitian kualitatif jumlah responden atau
informannya didasarkan pada suatu proses pencapaian kualitas informasi.
7.
Dari segi alur pikir penarikan kesimpulan penelitian kuantitatif
berproses secara deduktif, yakni dari penetapan variabel (konsep), kemudian
pengumpulan data dan menyimpulkan. Di sisi lain, penelitian kualitatif
berproses secara induktif, yakni prosesnya diawali dari upaya memperoleh data
yang detail (riwayat hidup responden, life story, life sycle,
berkenaan dengan topik atau masalah penelitian), tanpa evaluasi dan
interpretasi, kemudian dikategori, diabstraksi serta dicari tema, konsep atau
teori sebagai temuan.
8.
Dari bentuk sajian data, penelitian kuantitatif berupa angka
atau tabel, sedang penelitian kualitatif datanya disajikan dalam bentuk cerita
detail sesuai bahasa dan pandangan responden.
9.
Dari segi definisi operasional, penelitian kuantitatif
menggunakannya, sedangkan penelitian kualitatif tidak perlu menggunakan, karena
tidak akan mengukur variabel (definisi operasional adalah petunjuk bagaimana
sebuah variabel diukur). Jika penelitian kualitatif menggunakan definisi
operasional, berarti penelitian telah menggunakan perspektif etik bukan emiklagi.
Dengan menetapkan definisi operasional, berarti peneliti telah menetapkan jenis
dan jumlah indikator, yang berarti telah membatasi subjek penelitian
mengemukakan pendapat, pengalaman atau pandangan mereka.
10.
(Dari segi) analisis data penelitian kuantitatif dilakukan
di akhir pengumpulan data dengan menggunakan perhitungan statistik, sedang
penelitian kualitatif analisis datanya dilakukan sejak awal turun ke lokasi
melakukan pengumpulan data, dengan cara “mengangsur atau menabung” informasi,
mereduksi, mengelompokkan dan seterusnya sampai terakhir memberi interpretasi.
11.
Dari segi instrumen, penelitian kualitatif memiliki instrumen
berupa peneliti itu sendiri. Karena peneliti sebagai manusia dapat beradaptasi
dengan para responden dan aktivitas mereka. Yang demikian sangat diperlukan
agar responden sebagai sumber data menjadi lebih terbuka dalam memberikan
informasi. Di sisi lain, pendekatan kuantitatif instrumennya adalah angket atau
kuesioner.
12.
Dari segi kesimpulan, penelitian kualitatif interpretasi data oleh
peneliti melalui pengecekan dan kesepakatan dengan subjek penelitian, sebab
merekalah yang yang lebih tepat untuk memberikan penjelasan terhadap data atau
informasi yang telah diungkapkan. Peneliti memberikan penjelasan terhadap
interpretasi yang dibuat, mengapa konsep tertentu dipilih. Bisa saja konsep
tersebut merupakan istilah atau kata yang sering digunakan oleh para responden.
Di sisi lain, penelitian kuantitatif “sepenuhnya” dilakukan oleh peneliti,
berdasarkan hasil perhitungan atau analisis statistik.
13.
Proses Penelitian
Penelitian kuantitatif bertolak dari studi pendahuluan dari
obyek yang diteliti. Masalah harus digali melalui studi pendahuluan melalui
fakta-fakta empiris, sehingga peneliti harus menguasai teori melalui membaca
berbagai refrensi. Selanjutnya masalah dirumuskan secara spesifik. Untuk
menjawab masalah yang bersifat sementara (hipotesis) maka, peneliti dapat
membaca refrensi teoritis yang relevan. Kemudian untuk menguji hipotesis
peneliti dapat memilih metode/strategi/pendekatan/desain penelitian yang sesuai.
Setelah metode penelitian yang sesuai dipilih maka peneliti dapat menyusun
instrumen penelitian. Dan hendaknya instrumen penelitian terlebih dahulu diuji
validitas dan realiabilitasnya. Pengumpulan data pada penelitian kuantitatif
dilakukan pada objek tertentu baik populasi maupun sampel. Jika peneliti akan
membuat generalisasi terhadap temuanya, maka sampel yang diambil harus
respensif (mewakili). Setelah data terkumpul, selanjutnya dianalisi untuk
menjawab rumusan masalah dan menguji hipotesis. Dalam analisis akan ditemukan
apakah hipotesis ditolak atau diterima atau apakah penemuan itu sesuai dengan
hipotesis yang dajukan atau tidak. Kesimpulanya berdasarkan metode penelitian
kuantitatif maka penelitian ini bersifat linear, dimana langkah-langkahnya jelas,
mulai dari rumusan masalah, berteoti, berhipotesis, pengumpulan data, analis
data, serta kesimpulan dan saran.
Sedangkan proses penelitian
kualitatif adalah penelitian yang belum memiliki masalah, atau keinginan yang
jelas, tetapi dapat langsung memasuki lapangan/objek penelitian. Setelah
memasuki objek penelitian tahap awal peneliti kualitatif akan melihat segala
sesuatu yang ada ditempat itu , masih bersifat umum. Baru ketika pada proses
penelitian tahap ke dua yang disebut sebagai tahap reduksi/fokus, peneliti akan
memilih mana data yang menarik penting, berguna, dan baru. Selanjutnya
dikelompok menjadi berbagai kategori yang ditetapkan sebagai fokus penelitian.
Tahap selanjutnya atau tahap ke tiga dalam penelitian kualitatif adalah tahap
selection. Pada tahap ini peneliti menguraikan fokus menjadi lebih rinci.
Kemudian peneliti melakukan analis yang mendalam terhadap data dan informasi
yang diperoleh, maka selanjutnya peneliti dapat menemukan tema dengan cara
mengkonstruksikan data yang diperoleh menjadi sebuah pengetahuan, hipotesis
atau ilmu yang baru.
Hasil akhir dari penelitian
kualitatif ini bukan hanya sekedar menghasilkan Data atau informasi seperti
yang sulit di cari halnya pada metode penelitian kuantitatif, tetapi juga
harus mampu menghasilkan informasi-informasi yang bermakna, bahkan hipotesis
atau ilmu baru yang dapat digunakan untuk membantu mengatasi masalah dan
meningkatkan taraf hidup manusia.
D. Jenis Penelitian
Pendidikan
Secara umum ada
beberapa metodologi yang biasa digunakan dalam penelitian pendidikan antara
lain:
1. Penelitian eksperimental
2. Penelitian korelasional
3. penelitian kausal komparatif
4. Penelitian survey
5. Penelitian etnografi
6. Penelitian historis
7. Penelitian Tindakan Kelas
1)Penelitian Eksperimental
·
Merupakan penelitian yang paling mendekati metode ilmiah
·
Peneliti memberikan perlakuan
yang berbeda pada
dua kelompok, dan kemudian
mempelajari efek perlakuan.
Hasil dari penelitian ini mempunyai interpretasi yang jelas dan lugas
·
Misalnya: Seorang guru
fisika ingin mengetahui
metode mengajar manakah yang
efektif untuk mengajarkan
konsep yang abstrak (misalnya
usaha dan energi). Maka ia
dapat merancang suatu penelitian untuk
membandingkan efektivitas dari
dua macam metode
mengajar untuk meningkatkan
pemahaman siswa.
2)Penelitian Korelasional
·
Tujuan penelitian ini adalah menentukan hubungan antara dua variabel
atau lebih.
·
Misalnya: Seorang guru
fisika ingin mengetahui individu yang
bagaimana yang sering
mengalami kesulitan dalam mempelajari
kinematika. Bila kita
dapat memprediksi secara tepat,
maka kita dapat
menganjurkan saran koreksi terhadap
guru tersebut untuk
menggunakan metode tertentu, sehingga anak senang belajar kinematika.
·
Penelitian korelasional bertujuan
untuk menyelidiki hubungan yang
bermakna. Oleh karena
itu dalam penelitian ini
diharapkan tidak ada
intervensi atau manipulasi yang
dapat mempengaruhi hasilnya,
kecuali instrumen penelitian yang
diperlukan untuk mengumpulkan data. Sampel haruslah individu
yang sama
3)Penelitian Kausal Komparatif
·
Penelitian ini bertujuan
untuk menyelidiki akibat
dari perbedaan diantara kelompok atau orang-orang.
·
Misalnya guru ingin
membandingkan apakah hasil
belajar siswa dari keluarga
dengan orang tua
tunggal (single parent) lebih
buruk dari pada
siswa dari keluarga
utuh. Untuk menyelidiki hal
ini, guru harus
memilih secara sistematis dua
kelompok siswa (orang
tua tunggal dan orangtua lengkap) – yang sesungguhnya
(bukan manipulasi)
Setelah itu guru
membandingkan hasil belajar
mereka. Setelah nyata berbeda,
guru tidak boleh
segera menyimpulkan bahwa situasi
keluarga mempengaruhi
prestasi belajar siswa,
sebab masih ada factor
lain yang dapat mempengaruhi
hasil belajar siswa.
·
Interpretasi dari penelitian
kausal komparatif adalah terbatas, karena peneliti tidak boleh
menyimpulkan bahwa faktor tertentu dapat
mempengaruhi tingkah laku
yang diobservasi. Dalam contoh
ini, guru tidak
mengetahui (1) bahwa perbedaan
prestasi mungkin disebabkan
karena situasi rumah (2) status orangtua juga dapat menyebabkan
perbedaan prestasi (3) adanya faktor
lain yang berpengaruh.
4)Penelitian Survei
·
Penelitian ini bertujuan
untuk memperoleh data
yang menentukan sifat spesifik ndari suatu kelompok.
·
Misalnya seorang kepala sekolah ingin mengetahui dampak dari kebijakan
administrasi yang dilakukannya.
Apakah siswa suka atau
tidak suka terhadap
kebijakannya? Kebijakan mana yang paling disukai, dan yang paling tidak
disukai.
·
Suatu survey
deskriptif perlu menyiapkan
sejumlah pertanyaan yang dikemas
dalam bentuk kuesioner
atau angket untuk sejumlah
besar responden atau
individu, melalui surat, telepon,
e-mail, sms, atau
diberikan langsung. Jika menghendaki
jawaban langsung dari responden, dapat
melalui wawancara. Jawabannya kemudian ditabulasi,
umumnya dalam bentuk
frekuensi atau persentase dari setiap jawaban pertanyaan.
5)Penelitian Etnografi
· Penelitian etnografi merupakan salah
satu penelitian kualitatif. Penelitian etnografi adalah penelitian berhubungan
pada dokumentasi atau gambaran kegiatan seseorang setiap hari, atau menggunakan
observasi dan interview.
·
Misalnya: Bagaimana cara
guru olahraga mengajarkan suatu materi?
Apa yang dilakukan
oleh guru dalam kegiatan rutin sekari-hari? Apa yang
dilakukan oleh siswa setiap hari? Kegiatan apa yang dilakukan setiap hari?
·
Untuk memperoleh jawaban atas pertanyaan di atas, maka peneliti dapat
melakukan ethnographic research,
yang menekankan pada dokumentasi
dan gambaran kegiatan atau apa yang dialami oleh individu,
melalui observasi dan interview. Sebagai contoh, dapat dilakukan di suatu kelas
di SD, di mana peneliti melakukan observasi atas kegiatan guru dan
siswa secara penuh,
utuh, dan kemudian mendeskripsikannya secara
sangat rinci.
6)Penelitian Sejarah
·
Penelitian ini berkaitan dengan aspek yang terjadi di masa lalu. Data
diperoleh melalui penelitian
dokumen, atau wawancara dengan
individu yang hidup
pada masa itu. Penelitian ini
berupaya untuk merekonstruksi setepat mungkin tentang
apa yang terjadi
pada masa itu
dan menjelaskannya.
·
Misalnya, Seorang koordinator kurikulum di sekolah, ingin mengetahui
tentang argumentasi yang terjadi di masa lalu tentang kurikulum
kelas 12. Untuk
itu ia harus
membaca berbagai hasil penelitian
sosial dan teori
kurikulum yang kemudian perlu
diperbandingkan
C. Penelitian Tindakan kelas
·
Penelitian Tindakan Kelas
(PTK) bersifat situasional, berkaitan dengan
mendiagnosis masalah dalam
konteks tertentu, misalnya masalah
di kelas atau
di sekolah. Masalah berangkat
dari praktek pembelajaran sehari-hari yang
benar-benar dirasakan oleh
guru atau siswanya. Kemudian diupayakan
penyelesaiannya demi peningkatan mutu pendidikan,
prestasi siswa, profesi
guru, dan mutu sekolahnya dengan
jalan merefleksi diri
sebagai praktisi dalam pelaksanaan
tugas-tugasnya dan sekaligus
secara sistematik meneliti praksisnya sendiri.
·
Penelitian tindakan kelas
merupakan upaya kolaboratif antara guru
dengan siswanya, bersifat
“self evaluative‟ yaitu modifikasi
praksis yang dilakukan
secara kontinyu dan dievaluasi
dalam situasi yang
terus berjalan di samping memperbaiki praksis
pembelajarannya.
KESIMPULAN
Metode penelitian
kuantitatif adalah metode penelitian yang sistematis, jelas, terencana sejak
awal hingga akhir penelitian. Di mulai dari peneliti yang menemukan sebuah
masalah dan mengembangkan masalahnya melalui membaca beberapa referensi
yang nantinya akan memunculkan hipotesis yang akan di buktikan melalui kuesioner/angket
yang diberikan kepada responden atau sampel dari beberapa populasi yang dipilih
melalui random. Hasil penelitian dari metode kuantitatif secara umum akan
berupa data-data/angka-angka. Pada metode ini analisis data akan dilakukan
setelah semua data terkumpul.
Sedangkan metode
penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang dikembangkan berdasarkan
hasil penelitian di lapangan, secara langsung peneliti melakukan
penelitian kepada sumber data/responden. Hasil yang diperoleh dalam
metode penelitian kualitatif ini akan berupa dokumen-dokumen, baik dokumen
pribadi peneliti, catatan lapangan, ucapan dan tindakan responden, dll.
Analisis dilakukan sejak awal hingga akhir penelitian.
DAFTAR PUSTAKA
Hamidi. 2004. Metode Penelitian
Kualitatif: Aplikasi Praktis Pembuatan Proposal dan Laporan Penelitian. Malang:
UMM Press. Hal 14-16
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian
Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Suharsimi Arikunto. 2010. Prosedur
Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.