2. CONTOH
RPP
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Identitas Mata Pelajaran
- Satuan
Pendidikan : SMA
- Mata
Pelajaran : Pendidikan
Bahasa Indonesia
- Kelas/Semester : XII/Ganjil
- Standar Kompetensi : Berkomunikasi
dengan Bahasa Indonesia setara tingkat Unggul
- Kompetensi Dasar : 3.1 Menyimak
untuk memahami secara kreatif teks seni berbahasa dan teks ilmiah
sederhana
- Indikator pencapaian Kompetensi:
- Memperlihatkan reaksi kinetik (menunjukkan sikap
memperhatikan, mencatat) terhadap pembacaan drama yang diperdengarkan.
- Menunjukkan reaksi verbal berupa komentar
terhadap konteks pembacaan drama yang didengar.
- Menjelaskan makna kata konotatif yang berbentuk
ungkapan, pepatah, peribahasa, atau majas yang tersurat dalam drama yang
telah dibacakan.
- Mengemukakan pesan yang tersirat dari drma yang
dibacakan
- Mengungkap unsur intrinsik drama (tema, amanat,
perwatakan/karakter tokoh, dialog, alur/plot, latar/seting, bahasa,
interpretasi).
- Alokasi
waktu : 6 X 40 menit
- Standar
Ketuntasan (KKM) KD : 70
1. Tujuan Pembelajaran
- Siswa mampu memperlihatkan reaksi kinetik (menunjukkan
sikap memperhatikan,mencatat) terhadap pembacaan naskah drma yang
diperdengarkan.
- Siswa mampu menunjukkan reaksi verbal berupa
komentar terhadap konteks pembacaan naskah drama yang didengar.
- Siswa mampu menjelaskan makna kata konotatif
yang berbentuk ungkapan, pepatah, peribahasa, atau majas yang tersurat
dalam naskah drama yang telah dibacakan.
- Siswa mampu mengemukakan pesan yang tersirat
dari naskah drama yang dibacakan.
- Siswa mampu mengungkap unsur intrinsik drama (tema,
amanat, perwatakan/karakter tokoh, dialog, alur/plot, latar/seting,
bahasa, interpretasi).
2. Materi Pembelajaran
a. Apresiasi drama
b. Sejarah drama
c. Jenis drama
d. Unsur intrinsik drama (tema, amanat,
perwatakan/karakter tokoh, dialog, alur/plot, latar/seting, bahasa,
interpretasi).
e. Unsur ekstrinsik drama
3.
Metode Pembelajaran: penugasan, tanya jawab, peta konsep, diskusi
a. Diskusi kelompok
b. Tanya jawab
c. Penugasan
d. Demonstrasi/pemeragaan model
4.
Kegiatan Pembelajaran
- Memperlihatkan reaksi kinetik (menunjukkan sikap
memperhatikan, mencatat) terhadap pembacaan drama yang diperdengarkan.
- Menunjukkan reaksi verbal berupa komentar
terhadap konteks pembacaan drama yang didengar.
- Menjelaskan makna kata konotatif yang berbentuk
ungkapan, pepatah, peribahasa, atau majas yang tersurat dalam drama yang
telah dibacakan.
- Mengemukakan pesan yang tersirat dari drma yang
dibacakan
- Mengungkap unsur intrinsik drama (tema, amanat,
perwatakan/karakter tokoh, dialog, alur/plot, latar/seting, bahasa,
interpretasi).
- Siswa mampu memperlihatkan reaksi kinetik (menunjukkan
sikap memperhatikan,mencatat) terhadap pembacaan naskah drma yang
diperdengarkan.
- Siswa mampu menunjukkan reaksi verbal berupa
komentar terhadap konteks pembacaan naskah drama yang didengar.
- Siswa mampu menjelaskan makna kata konotatif
yang berbentuk ungkapan, pepatah, peribahasa, atau majas yang tersurat
dalam naskah drama yang telah dibacakan.
- Siswa mampu mengemukakan pesan yang tersirat
dari naskah drama yang dibacakan.
- Siswa mampu mengungkap unsur intrinsik drama (tema,
amanat, perwatakan/karakter tokoh, dialog, alur/plot, latar/seting,
bahasa, interpretasi).
No
|
Kegiatan
|
Waktu
(menit)
|
A.
|
Pendahuluan
|
|
· 1. Salam (do’a)
|
2
|
|
2. Absensi siswa
|
5
|
|
3.
apersepsi
|
5
|
|
4. Guru dan siswa bertanya jawab tentang hakikat apresiasi yang diketahui sebelumnya
|
3
|
|
5. Guru menjelaskan
tentang drama
|
||
B.
|
Kegiatan inti
|
|
1.Siswa menyimak teks berupa drama yang
dibacakan/diperdengarkan
|
10
|
|
2.Siswa
memberikan reaksi apresiatif baik secara kinetik maupun verbal terhadap teks
yang telah dibacakan.
|
10
|
|
3.Menjelaskan
unsur instrinsik dari masing-masing teks yang telah dibacakan.
|
20
|
|
4.Membacakan
kembali teks secara bergiliran, baik secara individual, maupun kelompok.
|
10
|
|
5. Mengevaluasi
isi teks yang telah dibaca ulang secara logis
|
10
|
|
6. Memperagakan
perwatakan tokoh & penokohan teks naskah drama yang telah dibaca
|
20
|
|
7. Menyusun
simpulan tentang pesan yang tersirat dari teks yang dibaca
|
10
|
|
C
|
Kegiatan
Penutup
|
|
1.Guru dan siswa melakukan refleksi dan penengasan dengan
menanyakan apa yang telah dipelajari dan kesulitan yang dihadapi
|
5
|
|
2. Penugasan/pemberian PR (Pekerjaan Rumah)
|
5
|
1. Sumber
Belajar
Buku
sumber:
1. Terampil Bermain Drama. Grasindo.
2. Internet
3. Buku kerja siswa
4. video
2. Penilaian
a. Penilaian
afektif
no
|
Kriteria
|
Nilai
|
1.
|
Kesungguhan/
keseriusan
|
A
B
C
|
2.
|
Kerjasama
|
A
B
C
|
3.
|
Kecepatan
|
A
B
C
|
- Penilaian tertulis
No
|
Soal
|
BOBOT
|
SKOR
|
1.
|
Sebutkan
Unsur Intrinsik Drama?
|
3
|
|
2.
|
Jelaskan
pengertian “perwatakan/karakter tokoh” !
|
3
|
|
3.
|
Sebutkan
jenis drama yang anda ketahui?
|
3
|
Lampiran Format Penilaian
1. Rubrik Penilaian Afektif
No
|
NAMA
|
KESUNGGUHAN
|
KERJASAMA
|
KEAKTIFAN
|
NILAI
|
1.
|
|||||
2.
|
|||||
3.
|
|||||
dst.
|
2. Lembar Penilaian Tertulis
Mata pelajaran: Bahasa
Indonesia
Kelas/semester :
XII/Ganjil
Nama
siswa :
No.
|
Tanggal
Penyerahan
|
KD No.
|
Judul
Tugas
|
Nilai
|
Tanda
tangan siswa
|
1.
|
|||||
2.
|
|||||
3.
|
|||||
dst.
|
Guru Mata pelajaran,
(Lira Hayu A, M.Pd)
MATERI
A. Pengertian Drama
Drama adalah karangan yang menggambarkan
kehidupan dan watak manusia dalam bertingkah laku yang dipentaskan dalam
beberapa babak. Seni drama sering disebut seni teater. Drama adalah bentuk karya sastra yang isinya
berupa percakapan, yaitu percakapan antara pelaku. Dalam drama alur cerita
dapat diketahui pembaca melalui percakapan itu (dialog antar tokohnya), berbeda
dengan bentuk prosa seperti cerpen alur diketahui pembaca melalui narasinya.
B. Cara
Membedakan Makna Konotatif yang terdapat di dalam Drama
Makna denotatif adalah makna dalam alam wajar
secara eksplisit. Makna wajar ini adalah makna yang sesuai dengan apa adanya.
Denotatif adalah suatu pengertian yang dikandung sebuah kata secara objektif.
Sering juga makna denotatif disebut makna konseptual. Kata makan, misalanya,
bermakna memasukkan sesuatu ke dalam mulut, dikunyah, dan ditelan. Makna
makanseperti itu adalah makna denotatif.
Makna konotatif adalah makna asosiatif, makna
yang timbul dari sikap sosial, sikap pribadi, dan kriteria tambahan yang
dikenakan pada sebuah makna konseptual. Kata makan dalam makna konotatif untung
atau pukul.
Makna konotatif berbeda dari zaman ke zaman. Ia
tidak tetap. Kata kamar kecil mengacu kepada kamar yang kecil (denotatif),
tetapi kamar kecil berarti juga jamban (konotatif). Dalam hal ini, kita
kadang-kadang lupa apakah suatu makna kata itu denotatif atau konotatif.
Kata rumah monyet mengadung makna konotatif.
Akan tetapi, makna konotatif itu tidak dapat diganti dengan kata lain sebab
nama lain untuk kata itu tidak ada yang tepat. Begitu juga dengan istilah rumah
asap.
Makna-makna konotatif sifatnya lebih
profesional dan operasional daripada makna denotatif. Makna denotatif adalah
makna yang umum. Dengan kata lain, makna konotatif adalah makna yang dikaitkan
dengan suatu kondisi dan situasi tertentu.
C. Unsur-unsur Pementasan drama :
1. Naskah/teks
drama
2. Pemain
(aktor/aktris)
3. Sutradara
4. Tata
panggung
5. Tata
lampu
6. Tata
suara
7. Tata
busana
8. Tata
rias
9. Penonton
D. Unsur pokok naskah/ teks drama:
1. Pelaku
(tokoh)
2. Dialog
(percakapan)
3. Keterangan
(latar,kostum,aksesoris) serta keterangan lakuan (akting)
Dalam teks drama dikenal istilah prolog,dialog,dan epilog. Berikut
penjelasannya:
1. Prolog
adalah pembukaan dalam suatu drama
2. Dialog
adalah media kisahan yang melibatkan tokoh drama
3. Epilog
adalah penyimpulan/intisari suatu drama
Dialog :
1. Tokoh
yaitu pelaku yang memiliki peran dalam adegan
2. Wawancang
merupakan istilah yang berarti dialog yang harus diucapkan tokoh-tokohnya
3. Kramagung
yaitu petunjuk perilaku, tindakan/ perbuatan yang harus dilakukan tokoh.
Rangkaian peristiwa (plot) dapat disusun dengan pola eksposisi,
konflik
awal, komplikasi, klimaks, penurunan dan penyelesaian. Berikut
penjelasannya:
1. Pada
tahap eksposisi pengarang memperkenalkan masalah tokoh dan karakter tokoh serta
waktu dan tempat terjadinya peristiwa.
2. Pada
tahap konflik awal, tokoh mulai terlibat persoalan dengan tokoh lain. Baik
secara individual maupun kelompok. Biasanya konflik ini merupakan titik tolak
untuk membangun konflik lain yang lebih panas.
3. Pada
tahap komplikasi, tokoh terlibat persoalan yang lebih serius. Baik pada tokoh
yang telah berkonflik sebelumnya atau dengan tokoh lain sehingga konflik makin
menajam.
4. Pada
tahap klimaks, konflik menajam bergerak memuncak. Masing-masing tokoh
memberikan atau menawarkan jalan keluar. Tokoh baik atau tokoh jahat sama-sama
berusaha menggapai keinginannya, akan tetapi perangai atau sikap para tokohnya
akan menentukan jalan keluar.
5. Pada
tahap penurunan, konflik mulai mereda. Masing-masing tokoh menempuh
penyelesaian yang dipilih masing-masing dengan atau tanpa kesepakatan.
6. Pada
tahap penyelesaian, pertentangan antar kekuatan telah berakhir. Jika penulis
naskah menghendaki tema dengan mengedepankan kebaikan, lazimnya tokoh antagonis
akan mengalami kekalahan. Akan tetapi jika penulis ingin menunjukkan kebaikan
itu tidak mudah di raih maka biasanya tokoh baik akan diletakkan pada posisi
kalah.
E. Unsur-unsur Drama
- Tema merupakan ide pokok atau sebuah gagasan utama
dalam cerita drama.
- Alur yaitu jalan cerita dari pertunjukkan drama dimulai
pada babak pertama sampai babak terakhir.
- Tokoh drama terdiri atas tokoh utama dan tokoh
pembantu. Tokoh utama disebut juga dengan primadona sedangkan peran
pembantu disebut dengan figuran.
- Watak merupakan perilaku yang diperankan oleh si tokoh
drama tersebut. Watak protagonis adalah salah satu jenis watak dan
protagonis adalah berwatak baik. Sedangkan watak antagonis merupakan watak
yang jahat.
- Latar adalah gambaran tempat, waktu, serta situasi yang
terjadi dalam kisah drama yang berlangsung.
- Amanat drama merupakan pesan yang disampaikan dari
pengarang cerita drama tersebut kepada penonton. Amanat drama dapat
disampaikan dengan melalui peran para tokoh drama tersebut.
- Bahasa yang digunakan dalam sebuah drama memiliki
kekhasan yang mengacu pada budaya, kehidupan sehari-hari, sosial budaya,
serta pendidikan. Bahasa digunakan untuk menghidupkan cerita,
agar cerita senantiasa komunikatif.
F. Pengertian Majas
Majas atau gaya bahasa
merupakan cara pengarang mengekpresikan jiwa perasaan dan pikirannya dalam
media bahasa. Majas dapat dibedakan menjadi majas perbandingan, pertentangan,
sindiran dan penegasan.
G. Jenis-jenis Majas
1. Personifikasi
Pengungkapan dengan menggunakan perilaku manusia yang diberikan kepada sesuatu
yang bukan manusia.
2. Hiperbola
Pengungkapan yang melebih-lebihkan kenyataan sehingga kenyataan tersebut
menjadi tidak masuk akal.
3. Metafora
Majas yang membandingkan benda dengan melukiskan secara langsung atas dasar sifat yang sama. Contoh : dewi malam (bulan), raja siang (matahari).
Majas yang membandingkan benda dengan melukiskan secara langsung atas dasar sifat yang sama. Contoh : dewi malam (bulan), raja siang (matahari).
H. Peribahasa
Peribahasa adalah ungkapan atau kalimat-kalimat ringkas ,padat yang berisi perbandingan perumpamaan, nasehat , prinsip hidup dan aturan tingkah laku.
Peribahasa adalah ungkapan atau kalimat-kalimat ringkas ,padat yang berisi perbandingan perumpamaan, nasehat , prinsip hidup dan aturan tingkah laku.
I. Ungkapan
Ungkapan atau bentuk
idiom adalah gabungan kata yang menimbulkan makna baru yang memiliki makna
khusus sehingga tidak dapat diartikan secara sebenarnya.
J. Pepatah
Pepatah adalah pribahasa
yang mengandung nasihat atau ajaran dari orang-orang tua (biasanya dipakai atau
diucapkan untuk mematahkan lawan bicara).
Contoh Naskah Drama
Suatu ketika disaat
keadilan sudah menjadi kata yang punah. Sedang diadakannya ujian semester. Adi
dan Banu duduk sebangku, Sita dan Dini duduk sebangku di depannya, sedangkan
Budi duduk sendiri disamping Banu.
Mata pelajaran yang
sedang di ujiankan adalah matematika, semua murid terlihat kebingungan dan
kewalahan melihat soalnya. Dan terjadi lah percakapan antara 5 sekawan, Adi,
Budi, Banu, Sita dan Dini.
Banu:
“Din, aku minta jawaban soal nomor 5 dan 6!”
Dini:
“A dan C”
Sita:
“kalau soal nomor 10,11 dan 15 jawabannya apa Ban?
Banu:
“10 A, 11 D, nomor 15 aku belum”
Adi:
“Huss, jangan kencang-kencang nanti gurunya dengar”
Sita:
“soalnya sulit sekali, masih banyak
yang belum aku kerjakan”
Mereka berempat saling
contek-mencontek seperti pelajar lainnya. Tapi tidak dengan Budi, ia terlihat
rileks dan mengerjakan soal ujian sendiri tanpa mencontek.
Banu:
“Bud,kamu sudah selesai?”
Budi:
“Belum, tinggal 3 soal lagi”
Banu:
“Aku minta jawaban nomor 15 sampai 20 Bud!”
Budi:
“Tidak Bisa Ban,”
Banu:
“Kenapa? Kita sahabat bud, kita harus kerjasama”
Dini:
“Iya Bud, kita harus kerja sama”
Adi:
“Iya, kamu kan yang paling pintar disini bud”
Budi:
“tapi bukan kerjasama seperti ini teman-teman”
Sita:
“Kenapa memang Bud? Hanya 5 soal saja!”
Budi:
“Mencontek atau pun memberi contek adalah hal buruk, yang dosa nya sama. Aku
tidak mau mencotek karena dosa, begitu pula member contek ke kalian. Aku minta
maaf”
Sita:
“Tapi saat ini, sangat mendesak Bud”
Dini:
“Iya Bud, bantu kami”
Budi:
“tetap tidak bisa”
Adi:
“yasudah, biarkan. Urus saja dirimu sendiri Bud, dan kami urus diri kami
sendiri.” (marah dan kesal)
Banu:
“biarkan, kita lihat di buku saja”
Banu lalu mengeluarkan
buku dari kolong bangkunya secara diam-diam, kemudian melihat rumus dan jawaban
di dalamnya. Lalu Sita menanyakan hasilnya.
Sita:
“Bagaimana Ban? Ada tidak?
Banu:
“ada, kalian dengar ya. 15 A, 16 D, 17 D, 18 B, 19 A, 20 C”
Kareana suara Banu yang
agak terdengar keras, Guru pun mendengarnya dan menghampiri mereka berempat.
Guru:
“Kalian ini, mencontek terus. Keluar kalian”
Mereka berempat di hukum
di lapangan untuk menghormati tiang bendera.
Banu:
“Aku tidak menyangka akan seperti ini”
Dini:
“Aku juga tidak menyangka, akan dihukum”
Sita:
“Seharusnya kita belajar ya”
Adi:
“Iya, Budi benar”
Banu:
“Disaat seperti ini, baru kita menyadarinya yah!”
Sita:
“Aku menyesal!”
Adi,Dini&Banu:
“Aku juga” bersama
Setelah itu Budi keluar
dari kelas dan menghampiri mereka. Kemudian Budi ikut berdiri hormat seperti
yang lain.
Dini:
“kenapa Bud? Kamu dihukum juga?”
Budi:
“Tidak, aku ingin menjalani hukuman kalian juga.
Kita sahabat kan? Aku ingin kita bersama”
Kita sahabat kan? Aku ingin kita bersama”
Sita:
“aku berharap ini menjadi pelajaran kita semua”
Dini:
“dan tidak kita ulangi lagi”
Adi:
“Kita sahabat sejati”
Lalu mereka semua
menjalani hukuman dengan penuh senyum dan tawa. Persahabatan akan mengalahkan
segala keburukan.
contoh soal unsur
intrinsik drama (Teks drama berikut untuk soal nomor 1-3 )
Toni : Andi! Sebentar,
jangan pulang dulu! (sambil melambaikan tangan usai pelajaran di sekolah) Ani :
Ya, ton, ada apa? Sini kita duduk di teras! (Mereka kemudian duduk berhadapan)
Toni : Begini, mengapa kamu beberapa kali tidak datang main bola di lapangan?
Itang : Ya an. Kami sangat membutuhkan kamu di lapangan! Pandu : Maafkan
ucapkanku di kelas kemarin, ani! Ani : Aku memang perempuan, tetapi aku
menyukasi sepak bola! Toni, Itang dan pandu : (bersama-sama) Betul, kami sangat
membutuhkanmu! Ani : Oke jika itu mau kalian, besok aku akan bergabung dengan
kalian di lapangan. Tapi dengan syarat kalian tidak melecehkanku lagi sebagai
ketua!
1.
Tokoh utama dalam teks drama tersebut ialah . . .
a.
Toni
b.
Ani
c.
Itang
d.
Pandu
Jawaban
: b
Tokoh
adalah pelaku dalam drama. Tokoh drama dapat dibedakan menjadi tokoh utama dan
tokoh sampingan. Tokoh utama merupakan tokoh yang ambil bagian sebagian besar
peristiwa cerita. Tokoh utama dapat dibedakan menjadi tokoh antagonis dan
protagonis. Tokoh utama dalam teks drama tersebut adalah ani. Tokoh ani
berperan sebagai tokoh protagonist. Jadi, jawaban yang tepat adalah b.
2.
Latar tempat drama tersebut yaitu . . . .
a.
Ruang kelas
b.
Lapangan
c.
Teras kelas
d.
Halaman sekolah
Jawaban
: c
Latar
tempat dalam drama menggambarkan penataan atau pengaturan tempat adegan
tersebut terjadi. Latar tempat teks drama tersebut terjadi di teras kelas.
Cermati dialog pertama yang diucapkan tokoh ani. Dialog tersebut menunjukkan
bahwa adegan terjadi di teras kelas. Jadi pilihan jawaban yang tepat adalah c.
Unsur
Intrinsik Drama Anak Beserta Contoh Soal
3.
Pesan yang terdapat di dalam teks drama tersebut adalah . . .
a.
Bermain sepak bola harus ada yang menjadi kapten
b.
Melecehkan seseorang itu biasa dalam permainan
c.
Permainan sepak bola hanya untuk laki-laki
d.
Apa pun alasannya, pemimpin harus dihormati
Jawaban
: d
Amanat
merupakan pesan moral yang ingin disampikan penulis terhadap pembaca atau
penonton drama. Teks drama tersebut menceritakan tokoh ani, yang berperan
sebagai ketua kelompok sepak bola sekolah, kesal dan marah kepada
teman-temannya. Beberapa kali ia tidak datang latihan, sedangkan teman-teman
sangan membutuhkannya. Meskipun tokoh ani perempuan, ia ingin teman-temanya
tidak melecehkannya. Amanat yang dapat dipetik dari teks drama tersebut adalah
apa pun alasannya, kita harus menghormati dan menghargai pemimpin. Jadi,
jawaban yang tepat adalah pilihan jawaban d.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar