MEMBACA KEBAHASAAN
1. Pengertian Membaca Bahasa
Membaca
bahasa adalah membaca yang penalaahannya ditekankan kepada lisensi kebahasaan. Pembaca ketika
melakukan aktivitas membaca memfokuskan pencarian dan pemahaman pada
unsur-unsur kebahasaan yang ada pada bacaan itu. Misalnya, pada pemahaman akan makna
kata ragam bahasa yang digunakan, jenis kata yang dipilih. Pembaca akan
menalaah sejauh mana penulis menggunakan unsur-unsur kebahasaan dalam menunjang
penyampaian gagasannya kepada pembaca di dalam tulisannya sehingga berdampak pada pemahaman yang intens bagi
pembaca.
2.
Tujuan Membaca Bahasa
Tujuan membaca bahasa
ada dua:
•
Mengembangkan Daya Kata
Memperbasar
daya kata dimaksudkan untuk menggunakan kata-kata sebagai media penyampaian gagasan, dengan jalan memilih
serta menggunakan kata-kata yang dapat
mengekpresikan makna dengan jelas dan tepat. Dengan adanya pemilihan kata-kata
diharapkan pembaca dapat memahami bacaaan dengan baik, sehingga menghasilkan
pemahaman dan penafsiran yang baik pula.
•
Memperkaya Kosa kata
Memperkaya kosa kata
dimaksudkan untuk menambah kosa kata pembaca melalui
bacaan yang dibaca. Memperkaya kosa kata, selain melalui kegiatan membaca
dapat juga diperoleh melalui kegiatan menyimak.
3.
Ragam-Ragam Bahasa
Secara
garis besar dapat dibedakan lima ragam bahasa dalam fungsinya sebagai media komunikasi (fungsiolek).
• Ragam Beku (Frozen)
Ragam beku adalah ragam
bahasa yang paling resmi, yang digunakan di dalam acara-acara resmi yang
khidmat, dokumen-dokumen bersejarah, UUD, dan dokumen-dokumen yang berbadan
hukum lainnya.
• Ragam Baku atau Resmi (formal)
Ragam baku atau ragam
resmi adalah ragam bahasa yang dipakai dalam pidato-pidato resmi, rapat, dinas
atau rapat resmi pimpinan suatu badan. Didalam ini penulis dituntut menggunakan
kata-kata baku dalam tulisannya selain kosa kata baku, dalam ragam ini terdapat
kosakata teknis.
• Ragam Usaha
Ragam uasaha atau
konsultatif adalah ragam bahasa yang dipakai dalam orientasi pada hasil dan
produksi. Dalam ragam ini juga menggunakan kosa
kata yang baku dan kosa kata teknis ilmiah, dan dapat juga terwujud dalam
bentuk lisan maupun tulisan.
• Ragam Santai (Casual)
Ragam santai adalah
ragam bahasa yang umumnya dipakai dalam suasana santai dengan teman, seperti
ketika bereaksi, olah raga, bincang-bincang dan sebagainya yang bertujuan untuk
hiburan atau bincang-bincang ringan yang menyegarkan.
• Ragam Akrab (Intimate)
Ragam akrab adalah ragam
bahasa yang biasanya digunakan dalam situasi tidak resmi (informal), seperti
dengan keluarga atau teman-teman akrab.
Ragam ini biasanya
ditandai oleh pengucapan kalimat yang pendek-pendek clan menggunakan
istilah-istilahyang khas bagi suatu keluarga atau sekelompok teman akrab.
4. Memahami makna
kontekstual
Makna kontekstual adalah
makna yang ditentukan oleh konteks pemakaiannya.
Untuk
mempelajari makna kontekstual dapat dilakukan dengan dua cara yaitu melalui pengalaman dan
melalui bacaan. Semakin banyak pengalaman seseorang, semakin kayalah kosakatanya, dan melalui bacaan
pembaca juga dapat mempelajari makna kata. Memperkaya kata serta mempertajam
daya kata, dapat dipelajari dan diperoleh melalui bacaan itu sendiri.
5. Memahami Makna
Kata-Kata Baru
Untuk mengetahui makna
suatu kata baru dapat ditelusuri melalui bagian-bagiannya dan pembentukannya. Bagian-bagian kata itu, dapat
berupa: pembentukan baru atau penciptaan baru, pengakroniman,
pengaktifan kosakata lama.
Pembentukan atau
penciptaan kata baru, misalnya, dapat diperhatikan pada afiksasi (pengimbuhan)
antara lain: masuk dan masukan, unggul dan unggulan.
Pengakroniman dapat
memunculkan bentukan kata baru yang menghendaki pembaca harus mempelajari makna
yang ditimbulkannya.. Misalnya, kata raker (rapat kerja), tilang (bukti
pelanggaran).
Pengaktifan kosakata
lama dapat menimbulkan arti sama, tetapi dapat pula menimbulkan arti baru
dibandingkan dengan yang lamanya. Yang menimbulkan arti sama misalnya, kata mengelola, pengelola (manajer); pengelolaan
(manajemen) dan lain-lain.
6. Menggunakan Kamus dan
Ensiklopedi
Kamus
sangat besar dan penting peranannya dalam, berbahasa. Jika pembaca terbentur dengan makna kata
yang dibacanya, pembaca bisa mencarinya dan melihatnya melalui kamus, kamus bisa menjadi guru dalam
mempelajari kata-kata baru yang belum dipahami.
Sementara itu,
ensiklopedi tidak hanya sebagai sumber informasi tentang suatu hal, malah lebih
dari itu, dalam ensiklopedi terpapar semua info yang berhubungan suatu hal.
7. Memahami Aneka Makna
Dalam
membaca, pembaca hendaknya menelaah dan mempelajari makna-makna yang beraneka ragam. Selain
itu, perlu juga mempelajari makna berdasarkan sinonim, antonim, hiponim, dan meronim.
Sinonim adalah kata yang
pada asasnya mempunyai makna yang mirip atau relatif sama, tetapi mempunyai
bentuk (tulisan) yang berbeda. Contoh: bagus, baik; buruk, jelek; saya, aku;
meninggal, wafat; dan lain- lain.
Antonini mempelajari
makna, berdasarkan lawan kata, maka, hiponim mempelajari makna berdasarkan atasan clan bawahan (kaki: kaki
orang, kaki meja, kaki bukit, kaki gunung,
dan lain-lain). Sebaliknya meronim mempelajari makna berdasarkan keseluruhan
clan bagian-bagian komponennya (manusia: kepala (rambut, telinga, mata, hidung,
mulut dengan segala komponen clan subkomponennya) dan lain-lain.
8.
Memahami Indiom,
Peribahasa, Majas
Idiom adalah kata-kata
yang mempunyai makna khusus. Istilah lain dari idiom ini adalah ungkapan. Idiom
merupakan ekspresi yang tidak dapat dipahami dari makna terpisah. Idiom berupa
gabungan kata atau frase yang maknanya sudah menyatu dengan unsur yang
membentuknya. Misalnya kata-kata: seiring dengan, berbicara tentang, terdiri
atas, dan buah baju, buah tangis, dan lain-lain.
Peribahasa
adalah bahasa berkias berupa kalimat atau kelompok kata yang tetap susunannya.
Peribahasa mencakup pepatah, perumpamaan, clan pameo. Pepatah adalah sejenis peribahasa
yang berisi nasihat dan ajaran (air tenang menghanyutkan, bayang-bayang sepanjang badan, ikut hati coati ikut
mata buta); Perumpamaan adalah sejenis peribahasa yang dijadikan semboyan
(patah umbuh hilang berganti, patah sayap bertongkat paruh, ringan sama
dijinjing, berat sama dipikul). Majas adalah bahasa yang berkias yang dapat
menghidupkan atau meningkatkan efek dan menimbulkan makna tertentu. Majas dapat
dikategorikan atas: majas perbandingan. Majas pengulangan, dan majas
pertentangan.
9. Memahami makna Denotatif dan Konotatif
Makna denotatif disebut
juga makna dasar, makna harfiah, atau makna referensial, yaitu makna yang mengacu langsung kepada batasan
harfiah suatu kata, atau makna yang disepakati oleh kebanyakan orang atau makna
yang ada didalam kamus. Sedangkan
makna Konotatif atau makna tambahan, atau makna kiasan adalah makna yang dihasilkan lebih daripada yang
dikatakan atau makna yang terdapat secara tersirat (kiasan).
10. Mengetahui Etimologi Kata
Derivasi
adalah telaah mengenai asal usul kata dalam membentuk kata komplek. Misalnya, kata
"astronomi" berasal dari bahasa Greek (Yunani) yang terdiri dari dua
bagian yaitu: Astron, yang berarti `bintang', dan nomin, yang berarti
'menyusun'. Apabila kedua kata tersebut digabung menjadi astronomi maka
maknanya akan lebih jelas yaitu ilmu yang menelaah susunan bintang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar