Selamat Datang di Blog-ku

Nan Lamo Takanang Juo

Jumat, 07 Oktober 2011

Membaca Kebahasaan


MEMBACA KEBAHASAAN

1.      Pengertian Membaca Bahasa
Membaca bahasa adalah membaca yang penalaahannya ditekankan kepada lisensi kebahasaan. Pembaca ketika melakukan aktivitas membaca memfokuskan pencarian dan pemahaman pada unsur-unsur kebahasaan yang ada pada bacaan itu. Misalnya, pada pemahaman akan makna kata ragam bahasa yang digunakan, jenis kata yang dipilih. Pembaca akan menalaah sejauh mana penulis menggunakan unsur-unsur kebahasaan dalam menunjang penyampaian gagasannya kepada pembaca di dalam tulisannya sehingga berdampak pada pemahaman yang intens bagi pembaca.
2.         Tujuan Membaca Bahasa
Tujuan membaca bahasa ada dua:
         Mengembangkan Daya Kata
Memperbasar daya kata dimaksudkan untuk menggunakan kata-kata sebagai media penyampaian gagasan, dengan jalan memilih serta menggunakan kata­-kata yang dapat mengekpresikan makna dengan jelas dan tepat. Dengan adanya pemilihan kata-kata diharapkan pembaca dapat memahami bacaaan dengan baik, sehingga menghasilkan pemahaman dan penafsiran yang baik pula.
         Memperkaya Kosa kata
Memperkaya kosa kata dimaksudkan untuk menambah kosa kata pembaca melalui bacaan yang dibaca. Memperkaya kosa kata, selain melalui kegiatan membaca dapat juga diperoleh melalui kegiatan menyimak.
3.           Ragam-Ragam Bahasa
Secara garis besar dapat dibedakan lima ragam bahasa dalam fungsinya sebagai media komunikasi (fungsiolek).
• Ragam Beku (Frozen)
Ragam beku adalah ragam bahasa yang paling resmi, yang digunakan di dalam acara-acara resmi yang khidmat, dokumen-dokumen bersejarah, UUD, dan dokumen-dokumen yang berbadan hukum lainnya.
   Ragam Baku atau Resmi (formal)
Ragam baku atau ragam resmi adalah ragam bahasa yang dipakai dalam pidato-pidato resmi, rapat, dinas atau rapat resmi pimpinan suatu badan. Didalam ini penulis dituntut menggunakan kata-kata baku dalam tulisannya selain kosa kata baku, dalam ragam ini terdapat kosakata teknis.
   Ragam Usaha
Ragam uasaha atau konsultatif adalah ragam bahasa yang dipakai dalam orientasi pada hasil dan produksi. Dalam ragam ini juga menggunakan kosa kata yang baku dan kosa kata teknis ilmiah, dan dapat juga terwujud dalam bentuk lisan maupun tulisan.
   Ragam Santai (Casual)
Ragam santai adalah ragam bahasa yang umumnya dipakai dalam suasana santai dengan teman, seperti ketika bereaksi, olah raga, bincang-bincang dan sebagainya yang bertujuan untuk hiburan atau bincang-bincang ringan yang menyegarkan.
   Ragam Akrab (Intimate)
Ragam akrab adalah ragam bahasa yang biasanya digunakan dalam situasi tidak resmi (informal), seperti dengan keluarga atau teman-teman akrab.
Ragam ini biasanya ditandai oleh pengucapan kalimat yang pendek-pendek clan menggunakan istilah-istilahyang khas bagi suatu keluarga atau sekelompok teman akrab.

4. Memahami makna kontekstual

Makna kontekstual adalah makna yang ditentukan oleh konteks pemakaiannya.
Untuk mempelajari makna kontekstual dapat dilakukan dengan dua cara yaitu melalui pengalaman dan melalui bacaan. Semakin banyak pengalaman seseorang, semakin kayalah kosakatanya, dan melalui bacaan pembaca juga dapat mempelajari makna kata. Memperkaya kata serta mempertajam daya kata, dapat dipelajari dan diperoleh melalui bacaan itu sendiri.
5. Memahami Makna Kata-Kata Baru
Untuk mengetahui makna suatu kata baru dapat ditelusuri melalui bagian-bagiannya dan pembentukannya. Bagian-bagian kata itu, dapat berupa: pembentukan baru atau penciptaan baru, pengakroniman, pengaktifan kosakata lama.
Pembentukan atau penciptaan kata baru, misalnya, dapat diperhatikan pada afiksasi (pengimbuhan) antara lain: masuk dan masukan, unggul dan unggulan.
Pengakroniman dapat memunculkan bentukan kata baru yang menghendaki pembaca harus mempelajari makna yang ditimbulkannya.. Misalnya, kata raker (rapat kerja), tilang (bukti pelanggaran).
Pengaktifan kosakata lama dapat menimbulkan arti sama, tetapi dapat pula menimbulkan arti baru dibandingkan dengan yang lamanya. Yang menimbulkan arti sama misalnya, kata mengelola, pengelola (manajer); pengelolaan (manajemen) dan lain-lain.
6. Menggunakan Kamus dan Ensiklopedi
Kamus sangat besar dan penting peranannya dalam, berbahasa. Jika pembaca terbentur dengan makna kata yang dibacanya, pembaca bisa mencarinya dan melihatnya melalui kamus, kamus bisa menjadi guru dalam mempelajari kata-kata baru yang belum dipahami.
Sementara itu, ensiklopedi tidak hanya sebagai sumber informasi tentang suatu hal, malah lebih dari itu, dalam ensiklopedi terpapar semua info yang berhubungan suatu hal.
7.      Memahami Aneka Makna
Dalam membaca, pembaca hendaknya menelaah dan mempelajari makna-makna yang beraneka ragam. Selain itu, perlu juga mempelajari makna berdasarkan sinonim, antonim, hiponim, dan meronim.
Sinonim adalah kata yang pada asasnya mempunyai makna yang mirip atau relatif sama, tetapi mempunyai bentuk (tulisan) yang berbeda. Contoh: bagus, baik; buruk, jelek; saya, aku; meninggal, wafat; dan lain- lain.
Antonini mempelajari makna, berdasarkan lawan kata, maka, hiponim mempelajari makna berdasarkan atasan clan bawahan (kaki: kaki orang, kaki meja, kaki bukit, kaki gunung, dan lain-lain). Sebaliknya meronim mempelajari makna berdasarkan keseluruhan clan bagian-bagian komponennya (manusia: kepala (rambut, telinga, mata, hidung, mulut dengan segala komponen clan subkomponennya) dan lain-lain.
8.         Memahami Indiom, Peribahasa, Majas
Idiom adalah kata-kata yang mempunyai makna khusus. Istilah lain dari idiom ini adalah ungkapan. Idiom merupakan ekspresi yang tidak dapat dipahami dari makna terpisah. Idiom berupa gabungan kata atau frase yang maknanya sudah menyatu dengan unsur yang membentuknya. Misalnya kata-kata: seiring dengan, berbicara tentang, terdiri atas, dan buah baju, buah tangis, dan lain-lain.
Peribahasa adalah bahasa berkias berupa kalimat atau kelompok kata yang tetap susunannya. Peribahasa mencakup pepatah, perumpamaan, clan pameo. Pepatah adalah sejenis peribahasa yang berisi nasihat dan ajaran (air tenang menghanyutkan, bayang-bayang sepanjang badan, ikut hati coati ikut mata buta); Perumpamaan adalah sejenis peribahasa yang dijadikan semboyan (patah umbuh hilang berganti, patah sayap bertongkat paruh, ringan sama dijinjing, berat sama dipikul). Majas adalah bahasa yang berkias yang dapat menghidupkan atau meningkatkan efek dan menimbulkan makna tertentu. Majas dapat dikategorikan atas: majas perbandingan. Majas pengulangan, dan majas pertentangan.


9.      Memahami makna Denotatif dan Konotatif
Makna denotatif disebut juga makna dasar, makna harfiah, atau makna referensial, yaitu makna yang mengacu langsung kepada batasan harfiah suatu kata, atau makna yang disepakati oleh kebanyakan orang atau makna yang ada didalam kamus. Sedangkan makna Konotatif atau makna tambahan, atau makna kiasan adalah makna yang dihasilkan lebih daripada yang dikatakan atau makna yang terdapat secara tersirat (kiasan).
10.  Mengetahui Etimologi Kata
Derivasi adalah telaah mengenai asal usul kata dalam membentuk kata komplek. Misalnya, kata "astronomi" berasal dari bahasa Greek (Yunani) yang terdiri dari dua bagian yaitu: Astron, yang berarti `bintang', dan nomin, yang berarti 'menyusun'. Apabila kedua kata tersebut digabung menjadi astronomi maka maknanya akan lebih jelas yaitu ilmu yang menelaah susunan bintang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar